Assalamualaikum.Wr.Wb Selamat Datang Di Blog Kami!!!Join Group Facebook kita dengan keyword: biar gini, gue tetep inget Allah choy... Biar Gini, Gue Tetep Inget Allah Choy!!!: Kisah Jurnalis Bag-2
Powered By Blogger

Kisah Jurnalis Bag-2

Sebelumnya di Kisah Panjang Sang Jurnalis 1...

Senang sekali rasanya, bisa memulai karir menulis di sebuah majalah yang menjadi kebanggaan siswa-siswi sekolah ini. Tentunya, aku memiliki cita-cita untuk menjadi seorang penulis yang beken di masa mendatang. Seperti kata pepatah, untuk memperoleh sesuatu yang besar kita harus memulainya dengan satu langkah yang kecil.

Malang, 11 Juni 2009. Siang hari yang sangat terik. Bulir-bulir keringat bercucuran di dalam kemeja berwarna biru muda yang kupakai. Kendati aku sudah membawa baju ganti, akan tetapi hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap cuaca yang tak menentu ini. Jalan yang kutempuh dengan kedua sepatu yang melekat di kakiku, juga dipenuhi para pelajar yang tengah pulang sekolah masing-masing. Sebagian dari mereka nampak sedang duduk di tepi trotoar jalan. Sebagian yang lain nampak nongkrong dengan sepeda motor yang didandani sedemikian rupa.

Siang ini, aku memang sedang mengejar deadline menyelesaikan tulisan dalam rubrik majalah yang aku kelola. Pada edisi kali ini, aku ingin memuat tulisan mengenai remaja dan pergaulan bebas. Mulai dari sejauh mana kebebasan remaja dalam bergaul, sebab dan akibatnya, serta apa yang menjadikan mereka bergaul dengan bebas. Targetku adalah para pelajar yang sedang ada di pinggir jalan. Tujuan pertamaku adalah sekelompok pelajar putri yang sedang bergerombol di sebuah halte yang berubah fungsi menjadi tempat nangkring.

"Assalamualaikum, selamat siang! Baru pulang sekolah ya?" aku memulai menyapa mereka.

Dengan serentak, mereka menjawab, "Waalaikumussalam. Ada apa ya?".

Bahkan, salah satu dari mereka mengatakan, "Udah tau pake seragam gini, masak dari pasar?"

"Hmm, begini. Perkenalkan, saya Ikrimah. Wartawan majalah sekolah Preschool." jawabku sambil menunjukkan ID card yang tergantung di leherku.

"Hah, es krim? Eh, sabun krim?" satu diantara mereka mengerjaiku.

Dengan enteng pula, aku mengerjai siswi yang berambut ikal itu, "Bukan mbak, nama saya Ikrimah. Bukan es krim atau sabun krim. Wah, mbak ini cantik-cantik tapi telinganya kemasukan kodok, sampe nggak bisa denger!"

"Ihh, dasar cebol! Mau kamu apa sih?!" jawabnya sewot.

"Hee..Hee.. ya udah, maaf-maaf. Gitu aja ngambek. Begini, saya disini untuk melakukan wawancara dan survei mengenai remaja dan pergaulannya. Kemudian, tulisan itu akan saya muat dalam majalah sekolah saya." Jawabku.

"Nah, begini. Pertama-tama saya ingin berkenalan dengan mbak-mbak ini. Mbak yang tadi suka makan es krim, namanya siapa?" tanyaku kembali kepada siswi yang mencibir namaku.

"Hah, kamu belum kenal sama aku, Siswi yang paling beken? Oke.. oke.. namaku Yusi Suprapti, biasa dipanggil Cici. Kata temen-temenku, aku mirip sama Tata Young> Aku siswi kelas tiga jurusan IPA yang bersekolah di SMA paaaling keren se Kota Malang ini." jawab siswi itu dengan centilnya.

"Huuh, nama jadul aja, pengen mirip sama Tata Young." gerutuku sebal dalam hati.

"Ooh, mbak Prapti ya? Gini mbak, saya ingin bertanya tentang siapa saja sih, yang biasa diajak sebagai teman bermain, teman berjalan-jalan atau bahkan teman curhat oleh remaja putri?" aku memulai pertanyaan. [bersambung]

Buku Tamu

ShoutMix chat widget